Pages

Rabu, 12 Mei 2010

Virginia Apgar

Virginia Apgar (7 Juni 1909– 7 Agustus 1974) adalah seorang dokter wanita Amerika Serikat. Dia adalah ahli di bidang anastesi, teratologi dan pendiri bidang neonatologi. Bagi khayalak ramai dia terkenal sebagai penemu metode penentuan kesehatan bayi yang baru lahir yang dikenal sebagai Skor Apgar. Hasil penemuan ini telah mengurangi jumlah kematian bayi di seluruh dunia.

Daftar Isi

Biografi
Apgar lulus dari pendidikan di Mount Holyoye College pada tahun 1929 dan kemudian dari Columbia University College of Physician & Surgeon pada tahun 1933. Virginia menyelesaikan residency sebagai dokter bedah pada tahun 1937. Walaupun demikian dia tidak disarankan untuk mempraktekan pembedahan oleh Dr. Allen Whipple. Pada tahun 1938 ia menempuh pendidikan dalam bidang anestesia dan kembali ke Columbia pada tahun 1938 sebagai direktur departemen anestesia.

Pada tahun 1949 Virginia Apgar menjadi wanita pertama yang dianugerahkan gelar profesor di Columbia University P&S. Pada tahun 1953 dia mengenalkan tes pertama yang dikenal sebagai Skor Apgar bagi bayi yang baru lahir. Dalam test itu dicatat kondisi bayi 1 menit, 5 menit dan 10 menit setelah lahir.
Apgar tidak pernah menikah, dan meninggal pada 7 Agustus 1974 di Columbia-Presbyterian Medical Center.


Karya yang dipublikasikan
  • Lebih dari enam puluh makalah ilmiah
  • Makalah-makalah untuk media massa populer

    Penghargaan

    www.smasim_09webs.com
      READ MORE - Virginia Apgar

      Senin, 03 Mei 2010

      Kaitan Cerebral Palsy dan Skor Apgar

      Kaitan Cerebral Palsy dan Skor Apgar
      Penelitian kohort yang dimuat di BMJ pada pertengahan tahun 2010 ini membahas asosiasi antara skor Apgar 5 menit dan kejadian cerebral palsy (CP) pada bayi dengan berat lahir normal maupun bayi dengan berat lahir rendah. Subjek adalah bayi-bayi yang lahir antara tahun 1986-1995, lahir tunggal, terdaftar di catatan kelahiran Norwegia, dan hidup sampai dengan umur 1 tahun atau lebih. 

      Data kasus CP diperoleh dari catatan kasus CP di Norwegia untuk bayi kelahiran 1986-1995 yang diperoleh dari seluruh departemen pediatri dari rumah sakit-rumah sakit di Norwegia. Keluaran yang diamati adalah kejadian CP sebelum usia 5 tahun. Di antara mereka didapatkan 988 anak (0.18%) yang didiagnosis CP sebelum usia 5 tahun. Secara keseluruhan, ditemukan kasus CP sebanyak 11% (39 dari 369 anak) pada riwayat kelahiran dengan skor Apgar kurang dari 3. Sedangkan kasus CP hanya ditemukan sebanyak 0.1% (162 dari 179.515 anak) dari grup dengan riwayat skor Apgar 10 (odds ratio 53, 95% CI, 35-80). 

      Untuk anak-anak dengan berat badan lahir normal (2500 gram atau lebih), kejadian CP lebih banyak ditemukan pada grup dengan skor Apgar kurang dari 4 daripada skor Apgar lebih dari 8 (odds ratio 125, 95% CI, 91-170). Sedangkan odds ratio untuk anak dengan berat badan lahir rendah adalah 5 (95% CI, 2-9). Skor Apgar yang rendah memiliki asosiasi paling kuat dengan kejadian kuadriplegia/kelumpuhan empat ekstremitas (odds ratio 137 untuk skor Apgar < 4 vs skor Apgar > 8, 95% CI 77-244).
      Dari data di atas, Lie dkk menyimpulkan bahwa skor Apgar yang rendah berhubungan sangat kuat dengan kejadian CP. Dengan mengasumsikan bahwa skor Apgar dapat dijadikan tolok ukur vitalitas bayi segera setelah lahir, peneliti menduga CP tampaknya disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan penurunan vitalitas bayi.


      Referensi:
      Lie KK, Groeholt EK, Eskild A. Association of cerebral palsy with Apgar score in low and normal birthweight infants: population based cohort study. BMJ 2010; 341: c4990.


      www.smasim_09webs.com
      READ MORE - Kaitan Cerebral Palsy dan Skor Apgar

      Apgar Skor (Kohor Bayi)


      BAB I
      PENDAHULUAN

      A.    Latar Belakang
      Hal yang penting bagi orang tua yang baru memiliki bayi untuk mengetahui nilai Apgar. Penilaian ini dibuat untuk menolong tenaga kesehatan dalam mengkaji kondisi secara umum bayi baru lahir dan memutuskan untuk melakukan tindakan darurat atau tidak. Penilaian ini bukan ditujukan sebagai preidiksi terhadap kesehatan bayi atau perilaku bayi, atau bahkan status intelegensia/kepandaian. Beberapa bayi dapat mencapai angka 10, dan tidak jarang, bayi yang sehat memiliki skor yang lebih rendah dari biasanya, terutama pada menit pertama saat baru lahir. 
      Perlu diingai bahwa skor Apgar agak rendah (terutama pada menit pertama) adalah normal pada beberapa bayi baru lahir, terutama bayi yang lahir dari ibu hamil dengan risiko tinggi, lahir melalui proses operasi cesar, atau ibu yang memiliki komplikasi selama kehamilan maupun proses persalinan. Skor Apgar yang rendah juga bisa terjadi pada bayi prematur, dimana kemampuan untuk menggerakkan otot/alat gerak lebih rendah daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur dalam kasus apapun akan memerluan pemantauan ekstra dan bantuan pernapasan, dikarenakan paru-paru belum sempurna.
      Jika dokter Anda atau tenaga kesehatan peduli terhadap penilaian bayi Anda, maka mereka akan memberitahukan dan menjelaskan kondisi bayi Anda, apa yang mungkin menjadi penyebab masalah, dan penanganan apa yang akan diberikan. Yang paling penting, sebagian besar bayi melakukan penyesuaian dengan baik maka tetap tenang dan jalani proses tersebut dengan sebaik-baiknya. 



      BAB II
      PEMBAHASAN

      A.    Pengertian
      Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran. Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.
      Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal.
      v  Kriteria
      Lima kriteria Skor Apgar:

      Nilai 0
      Nilai 1
      Nilai 2
      Akronim
      Warna kulit
      seluruhnya biru
      warna kulit tubuh normal merah muda,
      tetapi tangan dan kaki kebiruan (
      akrosianosis)
      warna kulit tubuh, tangan, dan kaki
      normal merah muda, tidak ada
      sianosis
      Appearance
      tidak ada
      <100 kali/menit
      >100 kali/menit
      Pulse
      Respons refleks
      tidak ada respons terhadap stimulasi
      meringis/menangis lemah ketika distimulasi
      meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas
      Grimace
      lemah/tidak ada
      sedikit gerakan
      bergerak aktif
      Activity
      Pernapasan
      tidak ada
      lemah atau tidak teratur
      menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
      Respiration
      Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah.
      Jumlah skor
      Interpretasi
      Catatan
      7-10
      Bayi normal

      4-6
      Agak rendah
      Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.
      0-3
      Sangat rendah
      Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

      Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut[4] tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak didesain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.

      B.     Apgar Skor Menilai Bayi dengan Cepat
      Sesaat setelah bayi lahir, penolong persalinan biasanya langsung melakukan penilaian terhadap bayi tersebut. Perangkat yang digunakan untuk menilai dinamakan Skor APGAR.
      Kata APGAR diambil dari nama belakang penemunya, yaitu Dr. Virginia Apgar. Virgnia Apgar adalah seorang ahli anak sekaligus ahli anestesi. Skor ini dipublikasikannya pada tahun 1952. 
      Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata APGAR yaitu Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (respon refleks), Activity (tonus otot), and Respiration (pernapasan). (Wikipedia,2007)
      Skor Apgar biasanya dinilai pada menit pertama kelahiran dan biasanya diulang pada menit kelima. Dalam situasi tertentu, Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10, 15 dan 20. (MedicineNet,2007)
      Ø  Hal yang dinilai pada Skor Apgar adalah :
      Appearance (warna kulit)
      0—Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
      1—Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
      2—Warna kulit seluruh tubuh normal
      Pulse (denyut jantung)
      0—Denyut jantung tidak ada
      1—Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit
      2—Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menti
      Grimace (respon refleks)
      0—Tidak ada respon terhadap stimulasi
      1—Wajah meringis saat distimulasi
      2—Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi 
       Activity (tonus otot)
      0—Lemah, tidak ada gerakan
      1—Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan
      2—Bergerak aktif dan spontan
      Respiration (pernapasan)
      0—Tidak bernapas
      1—Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
      2—Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur

      Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan.  Jika jumlah skor berkisar di 7 – 10 pada menit pertama, bayi dianggap normal. Jika jumlah skor berkisar 4 – 6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan ini berhasil, keadaan bayi akan membaik (KidsHealth,2004) dan Skor Apgar pada menit kelima akan naik. Jika nilai skor Apgar antara 0 – 3, diperlukan tindakan medis yang lebih intensif lagi.
      Perlu diketahui, Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang didisain untuk menilai keadaan bayi secara menyeluruh, sehingga dapat ditentukan secara cepat apakah seorang bayi memerlukan tindakan medis segera. Skor Apgar bukanlah patokan untuk memperkirakan kesehatan dan kecerdasan bayi dimasa yang akan datang (KidsHealth,2004).
      Sampai sekarang, skor apgar masih terus digunakan. Selain karena ketepatannya, juga karena cara penerapannya sederhana, cepat, dan ringkas.

      Ada beberapa hal yang diduga men­jadi penyebab nilai APGAR yang ren­dah pada bayi baru lahir, di antaranya adalah:
      ·         Per­salinan yang ter­lalu cepat. Hipok­sia (kekurangan oksigen) dapat ter­jadi pada per­salinan yang ter­lalu cepat oleh karena kon­traksi yang ter­lalu kuat atau trauma pada kepala bayi.
      ·         Ter­jerat tali pusat. Umum dikenal dengan “nuchal cord”, di mana tali pusat (plasenta/ari-ari) melilit pada leher janin (baik sekali waktu atau beberapa kali) dan meng­ganggu aliran darah, maka hipok­sia bisa ter­jadi karena lilitan ini.
      ·         Prolaps tali pusat. Kon­disi yang ter­jadi ketika tali pusat men­dahului fetus keluar dari rahim. Kon­disi ini adalah kedarutan obs­tetri yang mem­bahayakan kehidupan janin. Namun prolaps tali pusat adalah kasus yang jarang. Ketika fetus juga akan ikut lahir, sering kali menekan tali pusat dan menim­bulkan hipoksia.
      ·         Plasenta previa (placenta preavia). Merupakan kon­disi kelainan obs­tretri di mana tali pusat ter­hubung pada din­ding rahim yang letak­nya dekat atau menutup leher rahim. Hal ini mening­katkan risiko per­darahan antepar­tum (vaginal), yang ber­ujung juga pada hipok­sia bagi janin.
      ·         Aspirasi mekonium. Jika mekonium di ada dalam paru-paru fetus, maka bisa ter­jadi per­masalahan per­napasan. Hal ini dikenal juga seba­gai “Sin­drom Aspirasi Mekonium”.
      ·         Beberapa sebab lain bisa ber­upa obat-obatan yang dikon­sumsi ibu sebelum per­salinan, dan bayi preterm (prematur).

      Karena nilai APGAR ren­dah ber­makna kesulitan bayi baru lahir ber­adap­tasi pada ling­kungan barunya, sering kali penilaian yang menun­jukkan skor APGAR ren­dah ber­kepan­jangan dihubungkan dengan kemung­kinan pening­katan kom­plikasi neurologis. Beberapa penelitian men­duga ada keter­kaitan skor APGAR ren­dah dengan kon­disi psikologis dan kog­nitif anak di masa kemudian, seperti pening­katan risiko ADHD atau penurunan kemam­puan kognitif.

      C.    Faktor Kegagalan Pernafasan Pada Bayi
      Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari:
      1.      Faktor Ibu
      a.       Hipoksia ibu
      Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin.
      b.      Gangguan aliran darah uterus
      Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada :
      ·         Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat.
      ·         Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
      ·         Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
      2.      Faktor plasenta
      Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
      Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
      3.      Faktor fetus
      Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-lain.
      4.      Faktor Neonatus
      Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena :
      1.      Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
      2.      Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial.
      Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.

      BAB III
      PENUTUP

      A.    Kesimpulan
      Sesaat setelah bayi lahir, penolong persalinan biasanya langsung melakukan penilaian terhadap bayi tersebut. Perangkat yang digunakan untuk menilai dinamakan Skor Apgar. Apgar score adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.
      Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang didisain untuk menilai keadaan bayi secara menyeluruh, sehingga dapat ditentukan secara cepat apakah seorang bayi memerlukan tindakan medis segera. Skor Apgar bukanlah patokan untuk memperkirakan kesehatan dan kecerdasan bayi dimasa yang akan datang.

      B.     Saran
      Dalam pembuatan makalah ini, penulis sadar bahwa begitu banyak kekurangan, karena itu kritikan dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
      Penulis juga berharap, kiranya makalah ini dapat “bermanfaat” baik bagi penulis maupun pembaca terutama memahami lebih banyak tentang Kohor Bayi.


      DAFTAR PUSTAKA






      http://smasim-09.blogspot.com/2010/05/virginia-apgar.html
      READ MORE - Apgar Skor (Kohor Bayi)